atasaspal.com – Jodoh takkan kemana kendatipun cobaan, halangan maupun rintangan ada dimana-mana selalu memberikan pressure. Ya, dengan segala keterbatasan yang ada, dengan memaksa keadaan yang kurang pas menjadi ideal, akhirnya A’A bisa ikut serta dalam agenda tahunan rutin yang digagas oleh MPM Honda Jatim dan MPM Insurance setelah sempat vakum karena adanya pandemi yang melanda. Bromo menjadi ‘spotlight’ adventure kali ini.
- Moondrop Dan Scoopy, Bukan Sesuatu Hal Yang Layak Dikomparasikan Namun Banyak Memiliki Kesamaan.
- Untuk Trabasan Paling Enak Pakai Motor Apa?
- Honda Bikers Day 2023 Bulan Apa? Ini Terawangannya.
- CRF X-pedition East Java Seri 3. Trabas Raung Tembus Ijen!
- CRF Day: 200 Bikers Trail Siap Trabasan Bareng Kawasan Raung Ijen.
- Ini Motor Trail Yang Digemari Ladybiker Tulungagung
- Hot Update Honda Bikers Day 2023: peluang Coban Rondo Menipis!
- Ini Dia Resep Rahasia Motor Tetap Prima Setelah Ditinggal Mudik
- Hindari Kesalahan Ini Sebagai Penyebab Tangki BBM Keropos!
- Bale Santai Honda Caruban, Super Lengkap, Nyaman Dan Memanjakan!
Matahari Sidoarjo terasa sedikit menyengat saat rombongan start dari MPM Learning Center. Padahal hari masih pagi; kalau di Tulungagung jam segini sih seger-segernya berjemur menghangatkan badan. Tapi inilah Sidoarjo, kota penyangga Surabaya dengan kekhasan alam yang memang terasa tidak fair jika dikomparasikan dengan Tulungagung; berbeda tapi saling melengkapi layaknya kolaborasi CBR150R, CB150R dan CB150X ataupun Vario 160, PCX 160 dan ADV 160.
Back to topic!
Mengendarai CB150X untuk pertama kalinya, jujur A’A dituntut harus bisa adaptasi dengan cepat karena dimensi bongsor sang kuda besi harus dipacu dalam lalu lintas Sidoarjo – Mojosari yang cenderung padat. Baru setelah itu, jalanan keselatan, kearah Pacet cenderung lengang. Its time for enjoy riding! Its time for explore the bike! Mungkin gitulah bahasa kerennya para pecinta touring kali ya cak… kadang bahasa-bahasa gaul anak muda sedikit sulit untuk dicerna para generasi sandiwara radio saur sepuh; bahasa kasarnya sih generasi balung tuwo.
Seiring jalanan yang mulai menanjak landai kearah selatan, seiring itu pula angin kerinduan terhadap mantan alam tulungagung sedikit terobati. Ya, Pacet menyajikan kultur alam yang sedikit mirip dengan Pucanglaban; udara sejuk dengan demografi perbukitan. Ah…. begitu menyegarkan setelah terperangkap hawa lembab alias sumuk Sidoarjo yang sedikit membuat tidak nyaman. Dasar wong ndeso 🤣
Rest dikafe Kali Kopi depan Polsek Pacet kesempatan untuk recharge kondisi; paling penting adalah menghilangkan stres konsentrasi setelah sekitar 1.5 jam difokuskan mantengin jalanan dan aware terhadap sekitar. Ah… enaknya Touring bersama Honda sih gini ini. Setiap 1.5 – 2 jam pasti istirahat untuk recharge kondisi dan cari makan; ritual yang bisa disebut sebagai hal wajib. Dari dulu satu hal yang membuat takut adalah takut kekenyangan 🤭
Switch motor! Kali ini A’A gantian menggunakan Vario 160 untuk melahap rute Pacet – Batu Via Cangar. Sempat was-was dengan nama besar Cangar yang melegenda dengan segala ceritanya karena inilah kali pertama riding disini dan pakai matic pula. Tapi…. Ajegile ini mah mirip banget jalanan Pucanglaban tapi dalam kondisi yang lebih ekstreme! Liukan-liukan tajam, tanjakan, turunan dan bumpy-nya jalan tidak membuat diri menggerutu tapi malah inilah jalanan yang paling bisa A’A nikmati semenjak start!
Honda Vario 160 ABS sukses memberikan pengalaman pengereman yang memanjakan dijalur yang sudah mulai menurun kearah Wilayah Malang ini kendatipun pada awalnya sempat dibuat frustrasi karena tenaganya yang terasa letoy untuk mengimbangi jajaran motor sport 150 Honda pada tanjakan dan tanjakan serta tanjakan. Jarak semakin lebar dan tertinggal dari rombongan terdepan! Arg!!!!! Benar-benar bikin keki! Tapi setelah jalanan mulai landai dan bahkan mulai menurun, gap semakin dekat dan akhirnya menempel bak perangko dan sampul surat; anak milenial seharusnya iri karena tidak mengalami sensasi era kertas dan sampul surat ala-ala anak sekolahan.
Vario 160 ABS begitu lincah dan enak banget ditekuk untuk mengimbangi liukan jalanan yang bak goyangan penari Jaepong; menggugah dan membangunkan adrenalin pada tahap tinggi. Rem ABS yang ditawarkan juga berfaedah alias bukan hanya gimmic marketing belaka. Satset satset, mepet depan dan pengereman kuat menjelang tikungan bisa dilakukan dengan enjoy tanpa harus takut dengan resiko ban terkunci. Dan mas Dimas instruktur safety riding MPM Honda Jatim yang jadi RC begitu piawai mengatur ritme agar para peserta bisa menikmati motor, menikmati alam dan menikmati sepanjang perjalanan; tapi bukan perjalanan kerumah mantan loh ya. Cam kan itu para golongan gagal moveon 😝
Sedikit sharing dengan teman-teman saat rest di Batu terkait Vario 160 yang terasa kurang bertenaga saat dipakai menanjak, A’A cuman diguyu teman-teman karena menurut mereka justru Vario 160 adalah satah satu motor matic terbaik yang memiliki tenaga lebih untuk mengarungi rute Cangar. Masa iya sih? Atau perasaan A’A saja karena sebelumnya memakai motor manual transmision? Mungkin karena hal tersebut secara kredibilitas teman-teman sebagai reviewer motor sudah tidak bisa diragukan lagi. Nah… dapat wawasan baru lagi nih… indahnya kebersamaan!
Batu – Poncowarno Via Malang Kota dan kembali berpartner CB150X! What the hell? Mungkin kata itu yang bisa A’A gunakan ditengah miskinnya kosa kata dalam kamus yang tersimpan dikepala. Benar-benar tidak nyaman… terik mentari berkolaborasi dengan padat, ruwet dan macetnya jalanan Kota kedua tersesar Jatim setelah Surabaya ini membuat A’A harus memaksa konsentrasi dan fokus berada pada titik paling tinggi. Ah dasat biker ndeso yang terbiasa dengan lengangnya jalanan. Sekali disuguhin menu harian wajib orang kota ngedumelnya gak putus-putus ✌ diam dan nikmati saja dan badai pasti berlalu!
Kembali merasakan nikmatnya riding saat keluar dari kepadatan kendaraan bermotor. Berkendara dengan kecepatan sedang kencerung kencang agar segera bisa sampai di Bromo. Kendati memiliki torsi dan power yang pas-pasan, CB150X memang benar-benar bisa diandalkan dan bikin terasa enjoy melibas jalanan wilayah ini hingga akhirnya sampai digerbang masuk Bromo Tengger Semeru; enjoy sih enjoy walau tak seenjoy saat dijok belakang mboncengin gebetan. Kembali recharge kondisi dan menikmati semilir dinginnya angin sambil menunggu proses registrasi; bukan menikmati kenangan sensasi kala melamar anak orang loh ya.
Alam Bromo menyajikan sesuatu yang lain kali ini dan semua schedule dilautan pasir harus diatur ulang gegara kabut pekat yang turun begitu tidak bersahabat; bahkan jarak pandang hanya berkisar sekitar 5m. Bisa dibayangkan kan bagaimana pekatnya? Bromo kali ini diluar ekspektasi! Selain kondisi alam yang berkabut, kontur pasir yang gembrung dan bikin kecelep-kecelep bikin harapan kita bisa riding kencang seperti biasa dilautan pasir harus dilupakan. Seperti kiasan melayu bak bungkuk merindukan bulan. Tidak mengapa karena yang terpenting adalah safety first dan cari aman.
Ambil rute Probolinggo dan bisa menginap di Villa untuk istirahat setelah satu hari yang panjang dan melelahkan akan tetapi sarat akan makna bak oase ditengah gurun; begitu menentramkan dan begitu mendamaikan. Ah indahnya hidup, hangatnya kebersamaan apalagi Bu Wiwien HC3 menyempatkan hadir untuk say hello di Bromo. Jan mak cles rek… Ngobrol bareng, bertukar cerita dan bakar jagung menjadi pelengkap kebersamaan yang sempat terrenggut dalam kurun hampir 3 tahun. Ya, selama itu hanya LDR-an belaka ataupun jika ada event, prokes selalu ketat demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Day 1 Touring Kemerdekaan yang melahap berbagai jenis kontur jalanan dan lintas kultur alam sukses ditakhlukkan. Saatnya merem dan recharge penuh kondisi tubuh untuk menyongsong day 2 Bromo – Sidoarjo via Pasuruan! Are You Happy? Ofcourse!!!!
Contact Person
Email: atasaspal@gmail.com
Whatsapp: 085746893262
Facebook: Khoirul Anwar
IG: atasaspal
youtube: atasaspal vlog
Keep Safety Riding