Kriwikan dadi grojogan… sesuatu yang kecil akan menjadi jauh lebih besar bila tidak ditangani dengan baik…
Ada hubungannya dengan judul? Ya tentu ada.

Sobat sekalian ketika tadi A’A lesehan diwarung lek iwb, jan disuguhi menu spesial yaitu keluhan bro Dimas disini . Kontan menu tersebut membuat ingatan A’A  bernostalgia dengan kejadian yang A’A alami beberapa bulan yang lalu.

Ya, saat itu A’A dibuat frustasi oleh oknum dealer karena mematok harga kuda besi idaman jauh diatas kesepakatan awal waktu indent. Ndilalah itu terjadi pas produk udah ready di dealer dan siap dikirim kerumah. Mau nerima unit kok mahal amat dan mau nolakpun sangat disayangkan karena sudah lama banget nungguin nih produk brojol, sejak masih dipasarkan diIndia sono.

Puas memutar otak, akhirnya A’A memutuskan untuk ngontak lek Ipan untuk konsultasi dan mohon bantuan. Alhamdulillah sekitar 3 jam setelah kontak dengan lek Ipan, A’A mendapat konfirmasi dari fihak dealer bahwa dikasih harga sesuai kesepakatan awal.

Gak jadi over prise dan ini nih artikel beliau. Begitu care nya pabrikan menjaga potensial buyer, karena mereka menyadari bahwa konsumen adalah nadi hidup perusahaan.

Berkaca dari kasus tersebut, kasus yang hanya baru akan membeli saja ditanggapi  dengan responsif dan sangat baik, kenapa Kawasaki  tidak merespon keluhan bro Dimas sebagai pelanggannya?

Apakah Kawasaki tidak menganggap bahwa konsumen adalah nadi perusahaannya?
Ataukah konsumen hanya dijadikan komoditas saja?
Kalau sudah begini mah ya biarlah alam bekerja menyeleksinya.
Seberapa kuatnya brand image menancap, seberapapun besar animo terhadap suatu produk, seberapapun loyalnya fans, seberapapun besar rasa setia, semua itu akan berangsur luntur tatkala salah satu dari konsumen terabaikan. Yang lain pasti mikir-mikir mau beli karenaa takut kasus bro Dimas ini akan menimpa mereka.

Dengan kejadian ini, Kawasaki tentunya sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi.

Kawasaki dengan Yamaha dan Honda ya tentu beda lah…

Keep Safety Riding Bro…